The Good Morrow by John Donne – Critical Summary

Written by adminann on April 23, 2022 in Arts and Entertainment with no comments.

Puisi “The Good Morrow” adalah salah satu puisi cinta metafisik terbaik yang diproduksi oleh John Donne. Puisi dimulai dengan pertanyaan yang diajukan kepada dua kekasih, penyair dan kekasihnya; Donne bertanya “apa yang kamu dan aku lakukan sampai kita mencintai?” Pertanyaan itu bermakna dan tidak perlu dijawab karena dengan jelas menunjukkan bahwa kehidupan sebelum jatuh cinta tidak lebih dari “kesenangan pedesaan” seperti seorang anak yang mengisap payudara ibunya untuk bertahan hidup. Anak dalam menghisap payudara ibunya tidak pernah menyadari dunia di sekitarnya.

Penyair melanjutkan untuk membandingkan dirinya dan kekasihnya dengan penggunaan metafora yang dibuat-buat dari “Seven Sleepers’ Den” untuk mengungkapkan bahwa seluruh hidup mereka tidak lebih dari kehidupan bawah sadar. Seandainya mereka menikmati segala jenis kesenangan dan mengalami kegembiraan, itu hanyalah imajinasi. Penyair membuka hatinya dalam pujian kekasihnya sebagai:

“Jika ada keindahan yang pernah saya lihat;
Yang kuinginkan, dan kudapatkan, ‘itu hanyalah mimpimu.”

Penyair itu mengucapkan selamat pagi kepada “jiwa yang terbangun” dari dirinya dan kekasihnya karena kehidupan masa lalu mereka, sebelum mereka bertemu, hanyalah bayangan dan kegelapan tidur. Sekarang, setelah bertemu kekasihnya, penyair merasakan jiwanya yang terjaga. Penyair percaya bahwa sedikit cinta dapat mengubah bahkan sebuah ruangan kecil menjadi seluruh dunia.

Penyair ingin mengabaikan dunia di sekitarnya karena dia ingin fokus pada kekasihnya saja. Oleh karena itu para penemu laut dapat menemukan dunia baru, peta disebarkan, tetapi penyair harus “memiliki satu dunia” dari kesatuan persatuan kekasih. Donne menciptakan persamaan yang indah di sini yaitu kekasih sama dengan yang dicintai dan yang dicintai sama dengan kekasih. Dengan kata lain, matematika Donne akan menampilkan hasil dari:

1 kekasih + 1 kekasih = 1 cinta

Atau

1+1= 1

Ini adalah persamaan yang mengarah pada penggabungan keberadaan kekasih menjadi kesatuan:

“Wajahku di matamu, wajahmu di mataku muncul”.

Penyair bahkan melanjutkan untuk menyatakan dua kekasih sebagai “dua belahan yang lebih baik”.

John Donne telah meyakinkan kita tentang pesona magis cinta dan perbuatan kekasih yang memiliki kekuatan untuk mengubah makhluk normal dan tindakan biasa menjadi cerita yang selalu hijau; di sini ceritanya tentang seorang kekasih dan kekasih yang telah membentuk kesatuan keberadaan melalui cinta murni yang melampaui fisik.

Baca Selengkapnya dari penulis ini di: http://www.risenotes.com

Comments are closed.